Rindu datang tanpa izin, sok paling dinanti,
Padahal kerjanya cuma ngacak-ngacak logika.
Katanya rindu itu bukti dari peduli?
Tapi kenapa rasanya seperti dicaci maki?
Menunggu kabar yang tak kunjung jadi,
Seperti menunggu Tuhan turun kasih selfie.
Rindu bilang, “Aku tulus, aku setia,”
Padahal kerjanya sabotase bahagia.
Dia menyelinap di malam hari, pura-pura mesra,
Tapi membawa mimpi semakin rindu lebih semerbak.
Lucu ya, rindu sering dielu-elukan,
Tapi rasanya aku tidak akan jera. Aku terus merindu sekalipun sudah bertemu. Menyelinap di tiap malam dan terbangun dengan sumringah.