Cherreads

Chapter 9 - 10 TERINGAT MASA LALU

FLASHBACK ON,

saat Gio masih berumur 8 tahun ia selalu mendengar Mama dan Papa nya bertengkar gara-gara wanita yang masih dicintai oleh Papa nya.

"lupain wanita itu Mas! kamu sudah memiliki istri dan dua orang anak apalagi yang harus kamu harapkan? dia cuma masa lalu kamu yang harus dikubur dalam dalam. kamu engga berpikir gimana anak-anak tahu kalau Papa nya masih mencintai masa lalunya?" ucap Mama dengan suara menahan tangis.

"anak-anak masih kecil. mereka engga akan tahu kalau bukan kamu yang memberitahu semuanya lagi pula, Anita dan aku masih sama-sama saling mencintai." 

Mama nya mengambil napas dalam-dalam. usia pernikahan mereka sudah 10 tahun namun, suaminya masih terbayang-bayang cinta pertamanya. ia pikir suaminya sudah benar-benar melupakan ternyata? semua itu salah.

Anita adalah cinta pertama suaminya. mereka berakhir gara-gara Anita selingkuh dan menikahi selingkuhan nya. lalu, mereka berdua bertemu dan menjalin asmara hingga berujung menikah. ia pikir semuanya akan baik-baik saja ternyata Anita kembali datang kehidupan mereka dan menghancurkan semuanya.

"move-on Mas," ucap Mama nya dengan nada yang rendah dan sudah pasrah ia sangat cape untuk berdebat.

"aku bakal move-on kalau Anita meninggal."

deg.

jantung nya dengan spontan sesak. 

"Mama,"

Gio langsung memeluk Mama nya dan mengusap lengan Mama nya dengan lembut. ia sedih kalau Mama nya sedih. dia tidak suka kalau Mama nya berdebat dengan sang Papa karena ujung-ujungnya pasti akan menangis.

FLASHBACK OFF.

mengingat itu semua membuat Gio meneteskan air mata lalu, ia buru-buru menghapus air mata tersebut dan fokus ke arah Papa dan Anita. iya, Anita perempuan pertama yang dicintai Papa nya dengan sangat tulus.

Papa nya rela, mengkhianati pernikahan cuma untuk balik ke masa lalu yang sudah mengkhianati Papa nya dari awal.

"kamu bakal secepatnya untuk publish hubungan kita kan Mas? tolong secepatnya yaa Mas aku tidak mau terus-terusan disembunyikan." ucap Anita dengan manja sambil bergelayut di lengan Papa nya.

"cih, murahan!" sinis Gio.

dia mendengar semua percakapan Papa dan perempuan tersebut bahkan, Gio sudah merekam semua suara nya di perekam suara agar menjadi bukti untuk suatu saat nanti pasti akan dibutuhkan.

Gio memutuskan untuk pergi meninggalkan Kafe tersebut. tadinya, ia mau langsung menghampiri Papa nya dan meminta penjelasan namun setelah dipikir-pikir lebih baik dia berpura-pura untuk tidak mengetahui semuanya agar rencana yang ia susun tidak gagal dan harus sempurna.

"Mas! itu kaya anak kamu ya?" ucap Anita yang melihat punggung Gio di pintu keluar Kafe Cempaka.

"tidak mungkin itu Gio. kalau benar itu Gio dia pasti langsung menghampiri aku sekarang, kita harus cepat-cepat pergi dan mengurus semuanya. kamu mau secepat mungkin kan?"

Anita langsung mengangguk. mereka berdua juga meninggalkan Kafe Cempaka dan memutuskan untuk pergi ke tempat lain.

SEKOLAH NUSA BANGSA,

bel berbunyi menandakan jam pulang sudah tiba. Maura dan Karina buru-buru untuk keluar kelas karena Maura tidak ingin bertemu dengan Erlan walaupun, ia satu kelas namun setidaknya saat jam pulang mereka tidak berpapasan.

papasan dengan Erlan atau bertemu dengan Erlan adalah hal yang sangat dihindari oleh Maura.

"lu hari ini ada kegiatan apa aja?"

Maura menoleh lalu berpikir sejenak, "hari ini gua mau ke rumah sakit soalnya Mama pulang. mau ikut engga Rin?" ajak Maura yang langsung disetujui Karina dengan cepat.

"bang Gio, ada?"

mendengar ucapan dari Karina dengan spontan membuat Maura terbahak-bahak. dari dulu Karina memang menyukai abang nya Maura kira semakin mereka beranjak dewasa, Karina sudah tidak menyukai lagi namun, ternyata semuanya salah.

"gua belum tahu bang Gio ada atau engga."

"bang Gio itu makin dewasa makin berlipat-lipat yaa ganteng nya? gua aja semakin terpesona." ucap Karina sambil tersipu malu. kalau liat Karina salting malah tambah gemas karena dia sangat jarang salting dan susah untuk suka sama cowo selain abang nya, Gio.

"MAURAA! BURU BURU AMAT LU."

mampus!

yang dihindari Maura sekarang ada didepan matanya. ini semua gara-gara Kenzo karena telah memanggil dirinya coba saja kalau dia tidak memanggil Maura pasti akan tentram dan damai tidak akan bertemu dengan Erlan. sialan!

"APA LU?" balas Maura dengan ketus.

kesal nya menjadi berkali-kali lipat. sudah kesal dengan Kenzo kini dia tambah kesal karena melihat wajah Erlan yang sama sekali tidak ada perasaan bersalah. ERLAN TIDAK ADA NIATAN BUJUK MAURA KAHH??

"kalian berdua kaya dikejar setan tahu gaakk?"

"ENGGA!" jawab Karina dan Maura secara bersamaan.

"lu mau ngomong apaan? kita berdua lagi sibuk banget soalnya jadi kalau engga penting kami mau pergi." ucap Maura yang sedang berusaha bersikap biasa aja walaupun jantung sudah jedag-jedug. bagaimana tidak, Erlan menatap dia seperti tatapan yang jatuh cinta. aih, tidak mungkin!

"Erlan mau ngomong sama lu katanya."

Erlan yang merasa terpanggil langsung tersentak kaget dan tersenyum kikuk dia seperti ketahuan melakukan yang tidak-tidak saja.

"gabisa, gua sibuk." putus Maura bisa gila dia kalau berlama-lama dengan Erlan bahkan, usahanya untuk menjauh dari Erlan akan sia-sia dan runtuh begitu saja.

"sibuk apaan sih lu?"

Maura menatap Kenzo dengan sinis, "bukan urusan lu." jawabnya dengan tatapan sinis.

"aku cuma mau berbicara sebentar saja sama lu, boleh kan Ra? antara gua sama lu." ucap Erlan dengan intonasi yang sangat rendah.

memang dasarnya Maura gampang terhasut. baru soft spoken saja dia sudah luluh dan langsung meng-iyakan permintaan Erlan. akhirnya, mereka berdua pergi ke arah taman untuk berbicara berdua saja.

"apa yang mau dibicarakan? persoalan lu nyuruh gua buat menjauh?" tanya Maura. dia tidak mau berbasa-basi lagi jadi, Maura langsung to the poin ke Erlan dia sudah menduga kalau pembahasan mereka pasti ke arah persoalan kemarin yang soal Erlan menyuruh Maura untuk menjauh.

"gua udah menjauh dan menuruti apa kata lu. ada yang kurang?" tanya Maura sekali lagi. dia sangat greget melihat Erlan yang hanya diam saja.

Erlan cuma berdiam diri sambil terus menatap Maura. "gua merasa aneh dan engga nyaman kalau lu terus-terusan menghindar dari gua Maura. maaf, gua minta maaf sebesar-besarnya sama lu atas ucapan gua kemarin."

GILA!

INI BENAR-BENAR GILA.

ini benarkah Erlan? ketua osis galak dan dingin berubah menjadi kerupuk yang disiram air, menjadi lembek dan tidak terbentuk seperti sedia kala. dia benar-benar tidak habis pikir dengan perubahan Erlan secepat itu.

"lu, sehat?" cuma ucapan itu yang mampu Maura keluarkan untuk perubahan sikap Erlan. dia tidak tahu ingin berkata bagaimana lagi.

"gua baik-baik aja."

Maura melihat dari wajah, rambut, tangan, badan beserta kaki Erlan untuk memastikan bahwasannya ini benar-benar Erlan dan tidak sakit.

"ERLAN, AKU CARIIN KAMU KEMANA AJA? kita jadi malam minggu kan?"

bangs4t!

Erlan tidak jadi berubah dia tetap Erlan yang tidak akan pernah menyukai Maura.

wanita yang memanggil Erlan itu bernama Safa Anatasya anak dari wakil kepala sekolah. dia memang menyukai Erlan bahkan Safa lebih di dukung guru-guru untuk mendekati Erlan secara, Safa pintar dalam semua mata pelajaran benar-benar perpaduan yang pas untuk menjadi pasangan Erlan.

BERSAMBUNG.

duhh, bakal ada bertengkar part part berikutnya nihh, ikutin dan dukung terus cerita aku yaa teman temaann.

terima kasih untuk kalian yang sudah mampir, lov u all 

More Chapters