Cherreads

Chapter 36 - Mimpi yang Bertumbuh

Beberapa hari setelah menulis surat untuk dirinya sendiri, Rangga merasa seperti menemukan arah baru. Ia mulai lebih fokus dalam setiap kegiatan. Saat yang lain masih menganggap mimpi sebagai sesuatu yang terlalu jauh, Rangga mulai mencicilnya, satu demi satu, walau masih dalam bentuk coretan sederhana di buku catatannya.

Di pojok kamar, Rangga membuka lembar kosong dan menulis besar-besar di atasnya:

"BENGKEL RANGGA MOTOR – Dari Jalanan Menuju Impian"

Ia tersenyum. Rasanya aneh, tapi juga menyenangkan menulis nama itu. Ia membayangkan memiliki bengkel sendiri—bukan sekadar tempat servis motor, tapi tempat belajar juga. Tempat di mana anak-anak jalanan bisa datang, belajar bongkar pasang mesin, tanpa harus bayar.

"Gue pengen bengkel ini bukan cuma buat cari duit," gumamnya. "Tapi tempat pulang... buat orang-orang yang dulu kayak gue."

Rangga mulai mencatat hal-hal yang ia perlukan:

- Peralatan dasar: kunci-kunci, dongkrak, oli, dsb.

- Lokasi strategis, dekat jalan utama.

- Kursus tambahan buat nambah ilmu.

- Teman-teman yang bisa diajak kerja bareng.

Ia bahkan sempat mencoret-coret siapa saja yang ingin diajak:

- Bima, karena dia telaten dan sabar.

- Rendi, karena pinter digital, bisa bantu promosi online.

- Tegar, karena dia tahu soal sparepart.

- Wildan, karena dia jago komunikasi dan bisa handle pelanggan.

"Gue pengen bikin ini bareng mereka... bareng temen-temen yang juga punya masa lalu yang gak mudah."

Di akhir coretan, ia menuliskan satu kalimat besar yang jadi penyemangat:

"Kalau dulu kita ngamen bareng buat main warnet, sekarang kita kerja bareng buat bantu orang lain."

Hari itu, mimpi Rangga gak cuma tinggal dalam angan. Ia mulai menuliskan detail, rencana, dan langkah-langkah kecil. Bukan karena semuanya udah siap—tapi karena ia tahu, gak ada impian yang bisa tumbuh kalau gak pernah ditanam.

More Chapters