Sylas
Aku duduk dengan santai di kursi batu taman bawah istana, menikmati kelembutan udara malam yang masuk melalui celah-celah daun. Di pangkuanku, seorang succubus yang baru saja selesai menari masih tertawa kecil, mengusap leherku dengan gerakan yang lembut namun menggoda. Wajahnya dekat sekali dengan wajahku, dan aku bisa merasakan hembusan napasnya yang hangat.
Namun, meskipun aku tengah ditemani oleh seorang succubus yang tampaknya tak akan kehabisan cara untuk memanjakan, pikiranku masih jauh. Kaelith berdiri di dekatku, tetap dengan sikap dinginnya yang tak berubah. Dia sedang didekati oleh succubus lainnya, yang tampaknya lebih berani, mengulurkan tangannya untuk menyentuh lengan Kaelith, kemudian menempelkan jemarinya dengan lembut ke wajah elf itu.
Satu hal yang pasti, suasana ini tak terlalu mengganggu Kaelith. Dia hanya melirik sekilas, lalu kembali mengabaikan semua yang terjadi di sekitarnya. Berbeda denganku.